Tooltips Background1 Tooltips Background 2 Tooltips Background 3
My Fantasy World 2

Home Profile Tutobies Banner Facebook Twitter FOLLOW

Harapan Cindy
Selasa, 23 April 2013 - Permalink - 0 Comments
Cindy, gadis cilik berparas cantik ini sering menyendiri di balkon depan kamarnya yang ada di depan loteng. Rumah Cindy itu tidak berlantai 2, tetapi hanya memiliki loteng. Cindy tak tentu sendirian, dia memiliki sahabat setia, antaranya Devi dan Aldi. Cindy ini sangatlah Ferfect, dia memiliki wajah yang cantik dan otak yang cerdas. Cindy sekolah juga mendapat beasiswa, jika tidak, Cindy tidak bisa sekolah, banyak teman yang mengejek Cindy itu anak melarat, perkataan itu membuat Cindy sedih, Devi dan Aldi hanya membujuk Cindy agar berhenti bersedih dan menghiburnya. Bagaimana ya ceritanya?. ini dia....
“andaikan, rumah ini bisa berubah menjadi Istana yang megah, andaikan sepeda yang rusak itu bisa jadi Mobil Mewah, andai kata Radio bisa menjadi Televisi, andaikan baju yang kotor dan lusuh ini bisa menjadi baju yang Mewah” harap Cindy.
“iya, andaikan ucapanmu terkabul.” tiba – tiba terdengar suara orang di belakangnya.
Cindy langsung menengok.
“eh Candy” ucap Cindy terkejut. Candy adalah kakak satu – satunya Cindy.
“iya, sama aku juga berharap begitu. tetapi semua itu kayaknya mustahil deh” pasrah Candy.
“ssst. Jangan ngomong gitu kak!!! insyaallah allah memberikan rezeki yang berlimpah bagi kita” balas Cindy.
“mungkin”
“insyaallah”
“hei...” teriak seseorang dari bawah. Cindy dan Candy menengok kebawah.
“hei, periksalah kantung celanamu,  sepertinya ada tuyul yang mencurinya” ejek Fahri.
Fahri adalah teman sekelasya Cindy,  eh bukan teman tapi hanya orang, orang sekelasnya Cindy. (karena kalau teman pasti baik kan??? Ini malah mengejek!)
“hahahaha” Fahri tertawa dan juga yang lain, di situ ada Riko, Fery, dan Panji.
“ghhhrrrr” Candy geram.
“hiks hiks hiks” Cindy menangis.
“sudahlah Cindy, semoga saja perkataanmu yang tadi itu bisa terkabul” Candy menenangkan.
Keesokan hari...
di sekolah, Cindy hanya diejek beberapa orang, sekolah itu adalah sekolah khusus untuk orang yang kaya raya. Fasilitas sekolahnya sangat modern, papan tulisnya saja kayak yang di Biskop itu, Buku paket maupun buku tulisnya saja bukan buku lagi, tapi sudah dari laptop, kelasnya juga bersih.
di sekolah itu memiliki ruangan Lab IPA (Laboratorium), Lab Komputer, Lab Bahasa, Lab Matematika, Koperasi, Cafe, dan lain –lain, Sistem pelajaran di sini adalah Moving Clss. Apalagi 1 tingkatan kelas memiliki 5 bagian, ada A B C D dan E.  1 gedung memiliki 15 ruang kelas,  gedungnya memiliki 3 tingkat. Cindy yang sekarang kelas 5 berada di gedung 2 ditingkat 2. Cindy menempati kelas 5A. biasanya A itu untuk murid yang teladan, B untuk murid yang cerdas, C untuk murid yang rajin, D untuk murid yang pandai, dan E untuk murid yang Terampil. Demuanya bagus – bagus lho!. tapi kenapa ya kok mereka jadi mengejek Cindy?, apakah mungkin karena dia miskin?.
Cindy itu paling mahir dalam pelajaran Matematika, semua latihan ataupun ulangan Cindy pasti nilainya 100 terus, tapi PKn & IPS adalah pelajaran kelemahannya Cindy. Sayangnya Cindy terpisah kelas dengan Devi dan Aldi. Devi di kelas C dan Aldi di kelas E
Kembali ke cerita...
Pada saat pulang dari sekolah dia pulang menuju rumahnya, dia pulang bersama Devi dan Aldi, kebetulan pas hari itu Devi dan Aldi tak di jemput, jadi mereka bertiga bisa pulang bersama. Aldi memiliki orang tua yang memiliki perumahan, sedangkan Devi memiliki orang tua yang meiliki kebun kelapa sawit seluas 13,9 hektar (luas ya), jadi mereka setiap hari dijemput dengan mobil yang mewah, Cindy tidak iri, dia malah bangga karena memiliki sahabat yang hidupnya indah tidak seperti dirinya, kadang – kadang Devi menawarkan Cindy untuk numpang dengan mobilnya tetapi Cindy jarang ingin ikut karena tidak mau merepotan temannya, kecuali sedang sakit.
“ahh... seandainya kita bisa seperti ini setiap hari, pasti menyenangkan” ucap Aldi memulai.
“yap, apalagi, kita jarang bisa pulang bersama Cindy” sambung Devi.
Cindy hanya tersenyum manis. Ketika Cindy tersenyum paras cantiknya semakin terlihat, Devi dan Aldi jadi ikut senyum. Senyum adalah ibadah.
Ketika tiba di rumah Cindy, mereka bertiga semua kaget.
“Ayah, apa yang terjadi dengan rumah kita?” tanya Cindy panik. Ayahnya Cindy sedang duduk melihat beberapa orang menghancurkan rumahnya Cindy.
“Ayah juga tak tahu, ketika Ayah pulang, rumah kita sudah mau dihancur, ayah sudah mencegah tapi mereka sangat banyak, dan menentang” jawab Ayah dengan sedih.
Cindy pun menangis. Devi dan Aldi juga bersedih melihat sahabatnya tak memiliki apa – apa lagi, hanya memiliki baju yang dipakai dan uang sebesar 2.000.
“Dev, gimana kalau Cindy numpang di rumahmu saja sementara., nanti aku bikin ide lagi” usul Aldi kepada Devi sambil berbisik.
“oke...”
“Cindy” panggil Devi.
“ya” jawab Cindy sambil menangis.
“kau bisa menginap di rumahku sehari atau 2 hari.” ucap Devi.
“tapi.....” ucapan Cindy terpotong.
“tidak apa – apa, aku tau, kau tak mau kalau aku repotkan??” potong Devi.
Cindy mengangguk.
“tidak apa – apa, lagian Ayahku juga mengizinkan dan kamu bisa tidur di kamarku. sedangkan orangtuamu bisa tidur di kamar tempat tamu menginap,. anggap saja itu hadiah” ucap Devi lagi.
“apakah itu benar?” tanya  Cindy.
“iya.....” jawab Devi.
Mendengar itu Cindy langsung bergembira, dia memanggil Candy,  Ayah, dan Ibu.
“Can, Yah, Bu. Devi membolehkan kita menginap di rumahnya” teriak Cindy bersemangat.
“apakah itu benar?” tanya Candy kepada Devi.
“betul suwer deh” jawab Devi sambil membentuk jarinya menjadi huruf V.
“tapi, bagaimana barang- barangnya?, seperti uang, baju. dan apakah kamu tak keberatan?” tanya Ibu .
“uang sih, biar Ayah saya saja yang nanggung, kalau baju ya enggak masalah nanti dibelikan, kami tak keberatan kok” jawab Devi lagi.
“makasih sebanyak banyaknya ya, semoga kalian sekeluarga terus diberikan rezeki yang melimpah” ucap Ayah sambil berdoa.
“amin”.
Cindy sekeluarga, Devi, dan Aldi menuju rumah Devi, dan berpisah dengan Aldi di pertigaan. Cindy sekeluarga sangat takjub melihatnya, lalu mereka sujud syukur. Devi masuk duluan.
“eh non Devi udah pulang, ini siapa?” tanya pelayan Devi sambil membuka pintu.
“ini teman Devi, dan ini keluarganya” jawab Devi sopan.
“lalu?” tanya pelayan itu lagi singkat.
“mereka akan menginap” jawab Devi bersemangat.
“apakah dibolehkan?” tanya pelayan devi yang lain.
“I don’t know” jawab Devi dengan bahasa iggris. ketika mereka memasuki ruang tengah. mereka melihat ayah Devi sedang membaca koran.
“ayah, kenalkan ini teman Devi” ucap Devi kepada ayahnya.
Ayahnya Devi kemudian menghentikan membaca koran dan bersalaman dengan keluarganya Cindy.
“ayah apakah boleh mereka menginap disini?, rumah mereka dihancur dan mereka tak memiliki tempat tinggal boleh kan Yah???” pinta Devi memelas.
“ohhh, ok baiklah dengan senang hati” jawab Ayahnya Devi.
“terima kasih pak” ucap keluarga Cindy dengan senang.
“Hanna” panggil Ayahnya Devi.
“iya pak” jawab pelayan yang dimaksud Hanna.
“tolong antarkan mereka ke kamarnya” perintah Ayahnya Devi.
Pelayan itu mengangguk. Ayah, Ibu dan Candy, diantarkan ke  kamar untuk para tamu yang menginap, kalau Cindy diantar kekamarnya Devi. Devi juga ikut.
di kamar Devi, Cindy sangat bingung.
“Cindy. kenapa bingung?” tanya Devi.
“kita tidur dimana?” tanya Cindy.
“di atas ranjangku, ranjangku muat untuk bertiga, agar lebih luas jadi kita berdua. Tas dan bajumu taruh saja dilemari yang kosong” ucap Devi sambil menunjuk ke arah lemari tersebut.
Cindy mengangguk, dia menaruh tas sekolahnya di lemari itu dan dia bingung lagi.
 “aku pakai baju apa? bajuku Cuma baju sekolah” ucap Cindy sedih.
“ukuran badan kita sama, kau pakai bajuku saja” jawab Devi.
Cindy sangat senang karena memiliki sahabat yang sangat baik seperti Devi.
Keesokan harinya...
  Setelah Cindy dan Devi pulang, keluarga Devi mengajak Keluarga Cindy untuk bepergian.
“memangnya kita mau pergi kemana?” tanya Cindy.
“mengajakmu jalan – jalan” jawab Devi.
Setelah semuanya sudah siap,  entah kemana, mereka pergi, karena Ayahnya Devi yang menyetir.
Tiba – Tiba molIL berhenti, pertanda sudah tiba. mereka semua turun dari mobil.
“tempat apa ini? besar sekali” tanya Cindy takjub.
“ini Mall” jawab Ibunya Devi singkat.
Mereka semua masuk ke dalam Mall itu. dan berbelanja.
“ayah, gimana kalau kita belikan mereka baju?” tanya Devi sambil berbisik.
“iya iya” jawab Ayah.
“kalau gitu kita bawa aja ketoko baju yang terkenal di Mall ini” usul Devi.
Ayah mengangguk.
“ayuk” ajak Devi.
Cindy mengangguk, begitu juga yang lain. Cindy dan keluarganya hanya menuruti ke mana Devi pergi.
Mereka semua tiba di toko baju.
“Devi, pilihkan baju untuk mereka” bisik Ayahnya Devi.
Devi memilikihkan baju yang pas buat mereka.
 “hei ada apa ini?” tanya Ayahnya Cindy kaget. ketika Devi mempaskan ukuran baju kebadan mereka.
“ahh tenang aja” jawab Devi merasa sepele.
Keluarganya Cindy hanya bisa menurut, karena mereka semua hanya mengikuti mereka.
“mbak, saya beli 20 baju ini tolong dihitung semuanya” ucap Devi seusai memilihkan baju dan mengantarnya ke kasir.
“baik...” jawab petugas kasir itu. “semuanya RP549.000” ucap petugas kasir itu lagi.
“ini pak” ucap Devi sambil menyodorkan uang sebanyak RP550.000, sebelum semuanya ke toko baju, Ayahnya Devi memberikan uang sebanyak RP1.000.000. jadi masih banyak sisanya.
“ini dek, kembaliannya RP1.000” ucap petugas kasir itu.
Cindy, Candy, Ayah dan Ibunya Cindy, sANgat berterimakasih kepada keluarganya Devi.
“Dev, makasih yang sebesar – besarnya” ucap Cindy memimpin.
“sama – sama” jawab Devi sambil tersenyum manis.
“emmm. masih ada RP451.000 lagi nih” ucap Devi dalam hati.
Kemudian Ayah dan Ibunya Devi datang.
“Devi, Ayah dan Ibu ingin membawa mereka jalan – jalan dulu, kamu telpon saja temanmu si Aldi itu untuk misi selanjutnya” bisik Ayahnya Devi.
“baik yah” jawab Devi sambil mengacungkan jempolnya.
Ayah dan Ibunya Devi membawa mereka berjalan – jalan mengelilingi mall. sementara itu, Devi menelpon Aldi.
Oppa Gangnam Style. Eeeee Sexy Lady. Op Op Op Oppa Gangnam Style.
Terdengar suara nada dering dari hp – nya Aldi.
Aldi mengangkat hpnya yang tergeletak di atas meja dan menjawab telpon tersebut.
  Aldi : hallo ada apa?.
  Devi : kamu ada ide selanjutnya enggak?, aku udah beliin mereka baju.
Aldi : tenang Dev, pasti ada kok, kan rahasia pokoknya besok kamu bawa aja mereka ke    
          perumahan milik ayahku. udah ya bye bye.
Devi : bye bye.
 Perbincangan lewat telpon pun berakhir. Lalu tak lama kemudian Mereka datang menghampiri Devi.
“eh udah ya jalan – jalannya” ucap Devi kaget.
Semuanya hanya mengangguk.
“Ayah, alat – alat sekolah mereka dan buku – buku mereka aman. baju juga udah, nah jadi sekarang gimana?” tanya Devi sambil berbisik kepada Ayahnya.
“apakah rumah sudah?” Ayah balik bertanya.
“kayaknya Aldi kalau masalah itu” jawab Devi.
“gimana kalau, kita ke toko buku, mungkin mereka belum pernah memiliki buku – buku cerita sepertimu,. atau kita makan, disalahsatu restoran di sini” usul Ayahnya Devi.
“atau kita beli barang – barang untuk mereka” Devi juga mengusulkan.
“ide yang bagus” Ayahnya Devi sangat bangga.
Kemudian mereka mengajak keluarganya Cindy ke toko buku.
“waw banyak sekali buku – buku” ucap Cindy kagum.
“nah sekarang pilih 3 buah buku yang kamu mau, yang lain juga” ucap Ayahnya Devi.
Devi menemani Cindy dan Candy untuk memilih buku novel anak atau remaja.
Ayah dan Ibunya Devi menemani Ayah dan Ibunya Cindy.
“hei kayaknya cerita ini bagus deh” ucap Cindy sambil mengambil salah satu buku.
“pas banget, aku juga suka, itu cerita Kecil – Kecil Punya Karya” balas Devi.
“nah kalau aku yang ini aja ya” sambung Candy sambil mengambil cerita Pink Berry Club.
“sekarang kalian pilih 3 buah bebas” ucap Devi bersemangat.
Cindy dan Candy sangat senang. tak lama kemudian mereka selesai memilih buku.
Mereka bertiga bertemu di kasir dengan orang tua mereka masing – masing.
ada 12 buah buku yang dipilih mereka berempat. Ada cerita, novel, buku pengetahuan, buku tips – tips DLL.
Mereka menaruhnya di atas meja kasir.
“totalnya RP326.000” ucap pegawai kasir.
Devi menyodorkan uang sebanyak RP330.000.
“kembaliannya RP4.000” ucap pegawai kasir sambil tersenyum.
“makasih mabk” ucap Devi sopan.
“uangnya sisa RP125.000 nih mau diapain ya?” tanya Devi dalam hati.
“ayah, uangnya sisa RP125.000 , jadi diapain uang ini?” tanya Devi.
 “sumbangkan saja untuk mereka, kan itu menjadi pahala. makannya nanti saja kan kita masih kenyang, belanja barangnya juga nanti kalau ada waktunya ini kan juga termasuk barang.” usul Ayah.
“oke yah” ucap Devi dengan semangat
“pak, terima ini uang dari kami” ucap Devi sambil memberikan uang itu kepada Ayahnya Cindy.
“apakah ini benar?” tanya Ayahnya Cindy ragu.
Devi hanya mengangguk.
“Terima kasih, semoga kalian dibalas dengan kebaikan.” Ucap Ayah Cindy memimpin.
Tak lama kemudian mereka pulang.
Keesokan harinya...
Sesuai janjinya Aldi, yaitu keluarga Cindy diantar ke perumahan milik Ayahnya Aldi.
Mereka bertemu dengan Aldi beserta kedua orang tuanya di depan rumah yang megah.
Mereka semua turun dari mobil.
“hai...” sapa Aldi kepada Devi dan Cindy.
“hai juga” balas Devi dan Cindy.
“ini rumahmu ya? bagus  sekali” ucap Cindy terkagum - kagum.
“bukan ini rumahmu” sahut Aldi.
“hah? Masa, rumahku kan sudah dihancur” tanya Cindy ragu.
“betul,  ini semua kami merencanakan, kami ingin membuat kalian bahagia” sambung  Ayahnya Aldi.
“trimakasih pak, bu Berkat kalian semua, kami menjadi seperti ini. sekali lagi trimakasih yang sebsar – besarnya. semoga Allah selalu melimpahkan ramat kepada kalian semua” ucap Ayahnya Cindy.
Cindy beserta keluarganya menangis terharu. sementara itu Keluarga Devi dan Aldi menangis bahagia.
Aldi mengajak mereka semua masuk ke dalam rumah itu.
Di dalamnya suasananya sangat megah, semua barang tertata rapi dan sudah ada. seperti AC, kulkas, TV dan sebagaianya sudah ada, pokoknya udah lengkap deh.
Rumahnya panjang ke samping, warnanya jingga campur putih, halamannya juga luas, ada taman bermainnya, sepertinya itu rumah paling besar dari pada yang lain. yang terakhir keluarganya Aldi memberikan HP kepada mereka masing – masing, yaitu kepada Cindy, Candy, Ayah dan Ibu.
Mereka sangat senang dan bahagia, tak henti – hentinya mereka mengucap terimakaish sebesar besarnya.
Cindy & Devi berpelukan, Kecuali Aldi (katanya gak muhrim)
Sejak saat itu teman – teman Cindy tak mengejek Cindy lagi dan mereka berteman. ternyata mereka pilih teman yang sesuai derajatnya ya.

Ternyata ada hikmah dibalik semua ini. Diawali dengan kesedihan dan akhiri dengan kebahagiaan. Bersifat baiklah kita terhadap sesama.

TAMAT
 

Label: