![]() ![]() Selasa, 23 April 2013 - Permalink - 0 Comments ![]()
Cindy, gadis
cilik berparas cantik ini sering menyendiri di balkon depan kamarnya yang ada
di depan loteng. Rumah Cindy itu tidak berlantai 2, tetapi hanya memiliki
loteng. Cindy tak tentu sendirian, dia memiliki sahabat setia, antaranya Devi
dan Aldi. Cindy ini sangatlah Ferfect, dia memiliki wajah yang cantik dan otak
yang cerdas. Cindy sekolah juga mendapat beasiswa, jika tidak, Cindy tidak bisa
sekolah, banyak teman yang mengejek Cindy itu anak melarat, perkataan itu
membuat Cindy sedih, Devi dan Aldi hanya membujuk Cindy agar berhenti bersedih
dan menghiburnya. Bagaimana ya ceritanya?. ini dia....
“iya, andaikan
ucapanmu terkabul.” tiba – tiba terdengar suara orang di belakangnya.
Cindy langsung
menengok.
“eh Candy” ucap
Cindy terkejut. Candy adalah kakak satu – satunya Cindy.
“iya, sama aku
juga berharap begitu. tetapi semua itu kayaknya mustahil deh” pasrah Candy.
“ssst. Jangan
ngomong gitu kak!!! insyaallah allah memberikan rezeki yang berlimpah bagi
kita” balas Cindy.
“mungkin”
“insyaallah”
“hei...” teriak
seseorang dari bawah. Cindy dan Candy menengok kebawah.
“hei, periksalah
kantung celanamu, sepertinya ada tuyul
yang mencurinya” ejek Fahri.
Fahri adalah
teman sekelasya Cindy, eh bukan teman
tapi hanya orang, orang sekelasnya Cindy. (karena kalau teman pasti baik kan???
Ini malah mengejek!)
“hahahaha” Fahri
tertawa dan juga yang lain, di situ ada Riko, Fery, dan Panji.
“ghhhrrrr” Candy
geram.
“hiks hiks hiks”
Cindy menangis.
“sudahlah Cindy,
semoga saja perkataanmu yang tadi itu bisa terkabul” Candy menenangkan.
Keesokan hari...
di sekolah,
Cindy hanya diejek beberapa orang, sekolah itu adalah sekolah khusus untuk
orang yang kaya raya. Fasilitas sekolahnya sangat modern, papan tulisnya saja
kayak yang di Biskop itu, Buku paket maupun buku tulisnya saja bukan buku lagi,
tapi sudah dari laptop, kelasnya juga bersih.
di sekolah itu
memiliki ruangan Lab IPA (Laboratorium), Lab Komputer, Lab Bahasa, Lab
Matematika, Koperasi, Cafe, dan lain –lain, Sistem pelajaran di sini adalah
Moving Clss. Apalagi 1 tingkatan kelas memiliki 5 bagian, ada A B C D dan E. 1 gedung memiliki 15 ruang kelas, gedungnya memiliki 3 tingkat. Cindy yang
sekarang kelas 5 berada di gedung 2 ditingkat 2. Cindy menempati kelas 5A.
biasanya A itu untuk murid yang teladan, B untuk murid yang cerdas, C untuk murid
yang rajin, D untuk murid yang pandai, dan E untuk murid yang Terampil. Demuanya
bagus – bagus lho!. tapi kenapa ya kok mereka jadi mengejek Cindy?, apakah
mungkin karena dia miskin?.
Cindy itu paling
mahir dalam pelajaran Matematika, semua latihan ataupun ulangan Cindy pasti
nilainya 100 terus, tapi PKn & IPS adalah pelajaran kelemahannya Cindy. Sayangnya
Cindy terpisah kelas dengan Devi dan Aldi. Devi di kelas C dan Aldi di kelas E
Kembali ke cerita...
Pada saat pulang
dari sekolah dia pulang menuju rumahnya, dia pulang bersama Devi dan Aldi, kebetulan
pas hari itu Devi dan Aldi tak di jemput, jadi mereka bertiga bisa pulang bersama.
Aldi memiliki orang tua yang memiliki perumahan, sedangkan Devi memiliki orang
tua yang meiliki kebun kelapa sawit seluas 13,9 hektar (luas ya), jadi mereka
setiap hari dijemput dengan mobil yang mewah, Cindy tidak iri, dia malah bangga
karena memiliki sahabat yang hidupnya indah tidak seperti dirinya, kadang –
kadang Devi menawarkan Cindy untuk numpang dengan mobilnya tetapi Cindy jarang
ingin ikut karena tidak mau merepotan temannya, kecuali sedang sakit.
“ahh...
seandainya kita bisa seperti ini setiap hari, pasti menyenangkan” ucap Aldi
memulai.
“yap, apalagi,
kita jarang bisa pulang bersama Cindy” sambung Devi.
Cindy hanya
tersenyum manis. Ketika Cindy tersenyum paras cantiknya semakin terlihat, Devi
dan Aldi jadi ikut senyum. Senyum adalah ibadah.
Ketika tiba di rumah
Cindy, mereka bertiga semua kaget.
“Ayah, apa yang
terjadi dengan rumah kita?” tanya Cindy panik. Ayahnya Cindy sedang duduk
melihat beberapa orang menghancurkan rumahnya Cindy.
“Ayah juga tak
tahu, ketika Ayah pulang, rumah kita sudah mau dihancur, ayah sudah mencegah
tapi mereka sangat banyak, dan menentang” jawab Ayah dengan sedih.
Cindy pun
menangis. Devi dan Aldi juga bersedih melihat sahabatnya tak memiliki apa – apa
lagi, hanya memiliki baju yang dipakai dan uang sebesar 2.000.
“Dev, gimana
kalau Cindy numpang di rumahmu saja sementara., nanti aku bikin ide lagi” usul
Aldi kepada Devi sambil berbisik.
“oke...”
“Cindy” panggil
Devi.
“ya” jawab Cindy
sambil menangis.
“kau bisa
menginap di rumahku sehari atau 2 hari.” ucap Devi.
“tapi.....”
ucapan Cindy terpotong.
“tidak apa –
apa, aku tau, kau tak mau kalau aku repotkan??” potong Devi.
Cindy
mengangguk.
“tidak apa –
apa, lagian Ayahku juga mengizinkan dan kamu bisa tidur di kamarku. sedangkan
orangtuamu bisa tidur di kamar tempat tamu menginap,. anggap saja itu hadiah”
ucap Devi lagi.
“apakah itu
benar?” tanya Cindy.
“iya.....” jawab
Devi.
Mendengar itu
Cindy langsung bergembira, dia memanggil Candy, Ayah, dan Ibu.
“Can, Yah, Bu.
Devi membolehkan kita menginap di rumahnya” teriak Cindy bersemangat.
“apakah itu
benar?” tanya Candy kepada Devi.
“betul suwer
deh” jawab Devi sambil membentuk jarinya menjadi huruf V.
“tapi, bagaimana
barang- barangnya?, seperti uang, baju. dan apakah kamu tak keberatan?” tanya
Ibu .
“uang sih, biar
Ayah saya saja yang nanggung, kalau baju ya enggak masalah nanti dibelikan,
kami tak keberatan kok” jawab Devi lagi.
“makasih
sebanyak banyaknya ya, semoga kalian sekeluarga terus diberikan rezeki yang
melimpah” ucap Ayah sambil berdoa.
“amin”.
Cindy
sekeluarga, Devi, dan Aldi menuju rumah Devi, dan berpisah dengan Aldi di pertigaan.
Cindy sekeluarga sangat takjub melihatnya, lalu mereka sujud syukur. Devi masuk
duluan.
“eh non Devi
udah pulang, ini siapa?” tanya pelayan Devi sambil membuka pintu.
“ini teman Devi,
dan ini keluarganya” jawab Devi sopan.
“lalu?” tanya
pelayan itu lagi singkat.
“mereka akan
menginap” jawab Devi bersemangat.
“apakah
dibolehkan?” tanya pelayan devi yang lain.
“I don’t know”
jawab Devi dengan bahasa iggris. ketika mereka memasuki ruang tengah. mereka
melihat ayah Devi sedang membaca koran.
“ayah, kenalkan
ini teman Devi” ucap Devi kepada ayahnya.
Ayahnya Devi
kemudian menghentikan membaca koran dan bersalaman dengan keluarganya Cindy.
“ayah apakah
boleh mereka menginap disini?, rumah mereka dihancur dan mereka tak memiliki
tempat tinggal boleh kan Yah???” pinta Devi memelas.
“ohhh, ok
baiklah dengan senang hati” jawab Ayahnya Devi.
“terima kasih
pak” ucap keluarga Cindy dengan senang.
“Hanna” panggil
Ayahnya Devi.
“iya pak” jawab
pelayan yang dimaksud Hanna.
“tolong antarkan
mereka ke kamarnya” perintah Ayahnya Devi.
Pelayan itu
mengangguk. Ayah, Ibu dan Candy, diantarkan ke
kamar untuk para tamu yang menginap, kalau Cindy diantar kekamarnya
Devi. Devi juga ikut.
di kamar Devi,
Cindy sangat bingung.
“Cindy. kenapa
bingung?” tanya Devi.
“kita tidur
dimana?” tanya Cindy.
“di atas
ranjangku, ranjangku muat untuk bertiga, agar lebih luas jadi kita berdua. Tas
dan bajumu taruh saja dilemari yang kosong” ucap Devi sambil menunjuk ke arah
lemari tersebut.
Cindy
mengangguk, dia menaruh tas sekolahnya di lemari itu dan dia bingung lagi.
“aku pakai baju apa? bajuku Cuma baju sekolah”
ucap Cindy sedih.
“ukuran badan
kita sama, kau pakai bajuku saja” jawab Devi.
Cindy sangat
senang karena memiliki sahabat yang sangat baik seperti Devi.
Keesokan
harinya...
Setelah Cindy dan Devi pulang, keluarga Devi
mengajak Keluarga Cindy untuk bepergian.
“memangnya
kita mau pergi kemana?” tanya Cindy.
“mengajakmu
jalan – jalan” jawab Devi.
Setelah
semuanya sudah siap, entah kemana,
mereka pergi, karena Ayahnya Devi yang menyetir.
Tiba
– Tiba molIL berhenti, pertanda sudah tiba. mereka semua turun dari mobil.
“tempat
apa ini? besar sekali” tanya Cindy takjub.
“ini
Mall” jawab Ibunya Devi singkat.
Mereka
semua masuk ke dalam Mall itu. dan berbelanja.
“ayah,
gimana kalau kita belikan mereka baju?” tanya Devi sambil berbisik.
“iya
iya” jawab Ayah.
“kalau
gitu kita bawa aja ketoko baju yang terkenal di Mall ini” usul Devi.
Ayah
mengangguk.
“ayuk”
ajak Devi.
Cindy
mengangguk, begitu juga yang lain. Cindy dan keluarganya hanya menuruti ke mana
Devi pergi.
Mereka
semua tiba di toko baju.
“Devi,
pilihkan baju untuk mereka” bisik Ayahnya Devi.
Devi
memilikihkan baju yang pas buat mereka.
“hei ada apa ini?” tanya Ayahnya Cindy kaget.
ketika Devi mempaskan ukuran baju kebadan mereka.
“ahh
tenang aja” jawab Devi merasa sepele.
Keluarganya
Cindy hanya bisa menurut, karena mereka semua hanya mengikuti mereka.
“mbak,
saya beli 20 baju ini tolong dihitung semuanya” ucap Devi seusai memilihkan baju
dan mengantarnya ke kasir.
“baik...”
jawab petugas kasir itu. “semuanya RP549.000” ucap petugas kasir itu lagi.
“ini
pak” ucap Devi sambil menyodorkan uang sebanyak RP550.000, sebelum semuanya ke
toko baju, Ayahnya Devi memberikan uang sebanyak RP1.000.000. jadi masih banyak
sisanya.
“ini
dek, kembaliannya RP1.000” ucap petugas kasir itu.
Cindy,
Candy, Ayah dan Ibunya Cindy, sANgat berterimakasih kepada keluarganya Devi.
“Dev,
makasih yang sebesar – besarnya” ucap Cindy memimpin.
“sama
– sama” jawab Devi sambil tersenyum manis.
“emmm. masih ada RP451.000 lagi nih” ucap
Devi dalam hati.
Kemudian
Ayah dan Ibunya Devi datang.
“Devi,
Ayah dan Ibu ingin membawa mereka jalan – jalan dulu, kamu telpon saja temanmu si
Aldi itu untuk misi selanjutnya” bisik Ayahnya Devi.
“baik
yah” jawab Devi sambil mengacungkan jempolnya.
Ayah
dan Ibunya Devi membawa mereka berjalan – jalan mengelilingi mall. sementara
itu, Devi menelpon Aldi.
Oppa
Gangnam Style. Eeeee Sexy Lady. Op Op Op Oppa Gangnam Style.
Terdengar
suara nada dering dari hp – nya Aldi.
Aldi mengangkat hpnya yang tergeletak di
atas meja dan menjawab telpon tersebut.
Aldi : hallo ada apa?.
Devi : kamu ada ide selanjutnya enggak?, aku
udah beliin mereka baju.
Aldi
: tenang Dev, pasti ada kok, kan rahasia pokoknya besok kamu bawa aja mereka ke
perumahan milik ayahku. udah ya bye
bye.
Devi
: bye bye.
Perbincangan lewat telpon pun berakhir. Lalu
tak lama kemudian Mereka datang menghampiri Devi.
“eh
udah ya jalan – jalannya” ucap Devi kaget.
Semuanya
hanya mengangguk.
“Ayah,
alat – alat sekolah mereka dan buku – buku mereka aman. baju juga udah, nah
jadi sekarang gimana?” tanya Devi sambil berbisik kepada Ayahnya.
“apakah
rumah sudah?” Ayah balik bertanya.
“kayaknya
Aldi kalau masalah itu” jawab Devi.
“gimana
kalau, kita ke toko buku, mungkin mereka belum pernah memiliki buku – buku
cerita sepertimu,. atau kita makan, disalahsatu restoran di sini” usul Ayahnya
Devi.
“atau
kita beli barang – barang untuk mereka” Devi juga mengusulkan.
“ide
yang bagus” Ayahnya Devi sangat bangga.
Kemudian
mereka mengajak keluarganya Cindy ke toko buku.
“waw
banyak sekali buku – buku” ucap Cindy kagum.
“nah
sekarang pilih 3 buah buku yang kamu mau, yang lain juga” ucap Ayahnya Devi.
Devi
menemani Cindy dan Candy untuk memilih buku novel anak atau remaja.
Ayah
dan Ibunya Devi menemani Ayah dan Ibunya Cindy.
“hei
kayaknya cerita ini bagus deh” ucap Cindy sambil mengambil salah satu buku.
“pas
banget, aku juga suka, itu cerita Kecil – Kecil Punya Karya” balas Devi.
“nah
kalau aku yang ini aja ya” sambung Candy sambil mengambil cerita Pink Berry
Club.
“sekarang
kalian pilih 3 buah bebas” ucap Devi bersemangat.
Cindy
dan Candy sangat senang. tak lama kemudian mereka selesai memilih buku.
Mereka
bertiga bertemu di kasir dengan orang tua mereka masing – masing.
ada
12 buah buku yang dipilih mereka berempat. Ada cerita, novel, buku pengetahuan,
buku tips – tips DLL.
Mereka
menaruhnya di atas meja kasir.
“totalnya
RP326.000” ucap pegawai kasir.
Devi
menyodorkan uang sebanyak RP330.000.
“kembaliannya
RP4.000” ucap pegawai kasir sambil tersenyum.
“makasih
mabk” ucap Devi sopan.
“uangnya sisa RP125.000 nih mau diapain ya?”
tanya Devi dalam hati.
“ayah,
uangnya sisa RP125.000 , jadi diapain uang ini?” tanya Devi.
“sumbangkan saja untuk mereka, kan itu menjadi
pahala. makannya nanti saja kan kita masih kenyang, belanja barangnya juga
nanti kalau ada waktunya ini kan juga termasuk barang.” usul Ayah.
“oke
yah” ucap Devi dengan semangat
“pak,
terima ini uang dari kami” ucap Devi sambil memberikan uang itu kepada Ayahnya
Cindy.
“apakah
ini benar?” tanya Ayahnya Cindy ragu.
Devi
hanya mengangguk.
“Terima
kasih, semoga kalian dibalas dengan kebaikan.” Ucap Ayah Cindy memimpin.
Tak
lama kemudian mereka pulang.
Keesokan
harinya...
Sesuai
janjinya Aldi, yaitu keluarga Cindy diantar ke perumahan milik Ayahnya Aldi.
Mereka
bertemu dengan Aldi beserta kedua orang tuanya di depan rumah yang megah.
Mereka
semua turun dari mobil.
“hai...”
sapa Aldi kepada Devi dan Cindy.
“hai
juga” balas Devi dan Cindy.
“ini
rumahmu ya? bagus sekali” ucap Cindy
terkagum - kagum.
“bukan
ini rumahmu” sahut Aldi.
“hah?
Masa, rumahku kan sudah dihancur” tanya Cindy ragu.
“betul,
ini semua kami merencanakan, kami ingin
membuat kalian bahagia” sambung Ayahnya
Aldi.
“trimakasih
pak, bu Berkat kalian semua, kami menjadi seperti ini. sekali lagi trimakasih
yang sebsar – besarnya. semoga Allah selalu melimpahkan ramat kepada kalian
semua” ucap Ayahnya Cindy.
Cindy
beserta keluarganya menangis terharu. sementara itu Keluarga Devi dan Aldi
menangis bahagia.
Aldi
mengajak mereka semua masuk ke dalam rumah itu.
Di
dalamnya suasananya sangat megah, semua barang tertata rapi dan sudah ada.
seperti AC, kulkas, TV dan sebagaianya sudah ada, pokoknya udah lengkap deh.
Rumahnya
panjang ke samping, warnanya jingga campur putih, halamannya juga luas, ada
taman bermainnya, sepertinya itu rumah paling besar dari pada yang lain. yang
terakhir keluarganya Aldi memberikan HP kepada mereka masing – masing, yaitu
kepada Cindy, Candy, Ayah dan Ibu.
Mereka
sangat senang dan bahagia, tak henti – hentinya mereka mengucap terimakaish
sebesar besarnya.
Cindy
& Devi berpelukan, Kecuali Aldi (katanya gak muhrim)
Sejak
saat itu teman – teman Cindy tak mengejek Cindy lagi dan mereka berteman.
ternyata mereka pilih teman yang sesuai derajatnya ya.
Ternyata ada hikmah dibalik semua ini. Diawali
dengan kesedihan dan akhiri dengan kebahagiaan. Bersifat baiklah kita terhadap
sesama.
TAMAT
Label: Story |